Rabu, 16 Mei 2012

Test Kompresi


Mesin mobil dan motor yang umum seperti mesin 4tak dan 2tak (4strokes & 2strokes engine) juga mesin diesel memerlukan tekanan kompresi yang cukup di ruang bakar untuk dapat bekerja sempurna, membakar bahan bakar (bensin/solar) dan udara untuk dijadikan tenaga.

Tekanan yang rendah membuat campuran bahan bakar dan udara tidak dapat terbakar atau sering disebut Misfire, sehingga mesin kehilangan tenaga.
.
                                                                    GEJALA MASALAH MESIN Mesin ‘Pincang’:
Istilah yang sering dipakai ketika mengalami mesin bergetar kasar / berguncang, yang diakibatkan satu atau lebih silinder ruang bakar bermasalah. Bisa disebabkan oleh busi yang bermasalah, injektor mati / mampet, tekanan kompresi yang lemah pada salah satu atau lebih silinder ruang bakar.
Asap Putih:
Saat mesin digunakan, terus-menerus keluar asap putih dari knalpot, biasanya menunjukkan adanya oli mesin yang terbakar. Bisa disebabkan oleh Ring Piston yang aus atau Seal Klep yang aus, sehingga oli masuk ke ruang bakar dan menimbulkan asap putih di knalpot. Biasanya oli mesin menjadi cepat berkurang.
Gejala-gejala di atas, biasanya disertai lemahnya kompresi ruang bakar pada salah satu atau lebih silinder mesin. (tekanan kompresi dibawah spesifikasi standar minimum).
Umumnya mesin tidak dapat bekerja baik jika tekanan kompresi berada di bawah 100PSI / 7BAR / 7.2kg/cm2
Kebanyakan mesin bensin bekerja dengan baik antara 140PSI (9.5BAR) hingga 220PSI (15BAR) tergantung spesifikasi standar masing-masing model/merek mesin.
Untuk mesin diesel umumnya bekerja di kisaran 600PSI, jadi pastikan alat tes kompresi harus sanggup mengukur tekanan kompresi yang tinggi jika akan mengukur tekanan kompresi mesin diesel. Biasa dipakai yang mempunyai range 0-1000PSI (0-70BAR).
Penyebab berkurangnya kompresi ruang bakar pada mesin antara lain:

  • Gasket Cylinder Head yang bocor / rusak / terbakar
  • Ring Piston rusak / aus / bocor
  • Seal klep bocor
  • Klep rusak / bocor
  • Piston retak / bolong
  • Cylinder Head Block retak / melengkung
  • Cylinder Block retak
  • .

    Bagaimana cara mengetahui silinder mana yang bermasalah?

    Untuk mengetahui silinder mana yang bermasalah bisa digunakan alat yang disebut Compression Tester

    Dengan alat ini, kita bisa melihat silinder mana yang mempunyai nilai tekanan yang rendah dibanding yang lain. Tentunya tidak bisa mendapatkan nilai yang benar-benar sama untuk tiap silinder, namun umumnya toleransi yang masih dianggap normal adalah maksimal selisih 0.5BAR (7.2PSI), lebih dari itu dapat dikatakan ada masalah dengan silinder tersebut.

    Jika membeli Compression Tester, lebih baik yang menggunakan selang dengan ujung ulir seperti ulir busi.
    Biasanya disertakan beberapa ukuran ulir busi.
    Dan biasanya pada Compression Tester, ada kemampuan HOLD untuk menahan tekanan kompresi yang sedang diukur, dan dapat di NOL kan kembali dengan menekan tombol Reset.

    .

    MENGUKUR TEKANAN KOMPRESI MESIN

    Sebelum mengukur tekanan kompresi mesin, ada hal-hal yang perlu dipersiapkan, antara lain:

  • Accu dalam kondisi prima
  • Disiapkan alat Compression Tester
  • Kunci Busi
  • Tools lain apabila diperlukan.
  • 1. MEMATIKAN PELISTRIKAN:
    Putuskan pelistrikan menuju ECU, biasanya dengan mencabut Main Relay / ECU Relay / Sikring ECU, sehingga injector tidak menyemprotkan bensin.

    Putuskan pelistrikan menuju Ignition Coil, biasanya dengan mencabut socket yang menuju Ignition Coil, sehingga coil tidak bekerja.

    .
    2. CABUT SEMUA BUSI
    Cabut semua busi dengan kunci busi

    3. PASANG COMPRESSION TESTER
    Pasang ujung selang Compression Tester pada lubang busi, dimulai dari silinder nomor 1.

    .
    4. STARTER MESIN..
    Starter mesin hingga terdengar sekitar 3-5 langkah putaran.. Jarum Compression Tester akan naik dan berhenti pada tekanan tertentu yang dicapai.
    Catatlah hasil ukur tersebut pada kertas.
    Lakukan langkah 3 dan 4 untuk semua silinder yang lain.

    Misalnya hasil ukur adalah sbb:
    Cyls 1 : 10,2BAR
    Cyls 2 : 10,0BAR
    Cyls 3 : 8,7BAR
    Cyls 4 : 10,3BAR
    Terlihat bahwa silinder nomor 3 mempunyai angka yang jauh dibawah silinder yang lain, dan lebih dari toleransi 0,5BAR.
    Kira-kira masalahnya apa ya?
    Kita dapat memanfaatkan bantuan Oli mesin untuk menentukan kemungkinan yang menjadi penyebab lemahnya kompresi pada silinder 3.
    5. MEMASUKKAN OLI MESIN
    Masukkan 1-2 sendok teh oli mesin ke lubang busi silinder yang bermasalah tadi.
    kemudian lakukan langkah nomor 3 dan 4.

    .

    ANALISA:


  • Apabila setelah ditambahkan oli mesin, tekanan kompresi lebih besar dari yang terukur sebelumnya (ada peningkatan), maka dapat disimpulkan ada masalah pada Ring Piston yang aus / rusak, atau dinding silinder cacat.
  • Apabila setelah ditambahkan oli mesin, tidak ada perubahan nilai tekanan kompresi, maka dapat disimpulkan ada masalah pada salah satu atau lebih komponen Cylinder Head seperti: Gasket Cylinder Head, Seal Klep (valve seat), Klep (valve), Cylinder Head Block (melenting/bengkok), atau piston (retak/bolong).

  • KESIMPULAN:




  • Melalui tes di atas, kita akan terbantu untuk menentukan / mengalokasi kerusakan pada mesin sebelum melakukan bongkar / turun mesin. Sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.
  • Tekanan Kompresi Mesin Bensin umumnya berkisar antara 140PSI-220PSI atau 9.5BAR-15BAR
  • Mesin Tidak dapat bekerja dengan baik jika Tekanan Kompresi dibawah 100PSI / 7BAR / 7.2kg/cm2
  • Lemahnya tekanan kompresi pada salah satu atau lebih silinder mesin, juga berdampak pada borosnya Bahan Bakar.

  • TES KOMPRESI vs TES KEBOCORAN

    Langkah-langkah di atas adalah untuk mengukur besaran tekanan kompresi pada masing-masing silinder untuk membandingkan dengan nilai standar spesifikasi mesin tersebut, sekaligus juga untuk dapat mengetahui / mencari / alokasi masalah yang terjadi pada mesin.
    Selain Tes Kompresi, ada juga Tes Kebocoran Kompresi Mesin.
    Biasanya hal ini dilakukan untuk memastikan pemasangan komponen mesin dilakukan dengan baik dan benar.
    Nama alat yang digunakan adalah Cylinder Leakage Tester.


    Cylinder Leakage Tester menggunakan 2 meter (gauge) dan memerlukan masukan udara bertekanan (air compressor) sekitar 100PSI saat digunakan.
    .

    .

    Cara menggunakan Cylinder Leakage Tester:


  • Alat ini tidak memerlukan proses starter mesin, tetapi setiap kali mengukur, tiap silinder harus diposisikan pada titik TDC (top dead center) yaitu piston pada posisi TOP dan klep pada posisi menutup semua.
  • Alirkan tekanan angin sebesar 100PSI, bisa diatur melalui regulator yang ada pada alat tersebut.
  • Jika terdengar suara desis pada mesin, kemungkinan posisi piston atau klep belum tepat, coba putar Crank Shaft hingga piston benar-benar di posisi TOP dan klep menutup rapat.
  • Pada meter 1 (gauge 1) akan terbaca 100PSI (sesuai tekanan angin yang kita atur melalui regulator).
  • Lihat yang terukur di meter 2 (gauge 2),.. Maksimum toleransi kebocoran yang diperbolehkan adalah hanya 20-25% saja. Artinya akan terbaca nilai sekitar 75-80PSI, kurang dari 75% menandakan masalah serius pada silinder tersebut.
  • Ada Cylinder Compression Tester yang mudah untuk dibaca hasil test nya…

    .

    Semoga bermanfaat.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar